Powered By Blogger

rss

Sabtu, 11 Oktober 2008

Landasan Pemikiran manusia (Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi)

Pada dasarnya manusia adalah makhluk yang berpikir, setiap saat sejak dilahirkan sampai masuk liang lahat manusia senantiasa berpikir. Berpikir merupakan sebuah proses yang menghasilkan pengetahuan, dengan melalui serangkaian jalan pemikiran tertentu maka pada akhirnya akan sampai pada kesimpulan yang berupa pengetahuan. Dengan pengetahuan ini manusia berhasil memecahkan permasalahan-permasalahan yang dialaminya selama hidup sehingga mampu meningkatakan kualitas hidupnya. Dan melalui pengetahuan inilah muncul yang dinamakan peradaban manusia. Pada dasarnya, dalam memperoleh pengetahuan, manusia mendasarkan diri pada tiga pokok permasalahan, yaitu: Apakah yang ingin kita ketahui?, Bagaiman cara kita memperoleh pengetahuan?dan Apakah nilai pengetahuan tersebut bagi kita?

Ilmu merupakan kumpulan pengetahuan yang memepunyai ciri-ciri tertentu yang membedakannya dengan pengetahuan-pengetahuan lainnya. Adapaun cirri-ciri keilmuan ialah berdasarkan jawaban dari ketiga pertanyaan mendasar, yaitu:

  • Ontologi, yang membahas tentang apa yang ingin kita ketahui, seberapa jauh kita ingin tahu. Manusia dibekali oleh panca indera, dimana dengan panca indera tersebut manusi dapat merasakan, melihat, mendengar, mencium bau dan lain-lain. Rasa penasaran dan keingintahuan akan muncul dari hasil interaksi antara panca indera manusia dengan lingkungan tempat ia berada. Misalnya ketika Sir Isaac Newton tertimpa buah apel yang jatuh dari pohonnya sehingga muncul rasa keingintahuannya tentan bagaimana dan mengapa buah apel tersebut jatuh dari pohonnya.

  • Epistemology, atau teori pengetahuan, membahas secara mendalam segenap proses yang terlibat dalam usaha kita untuk memperoleh pengetahuan. Atau dengan perkataan lain membahas tentang bagaimana cara kita mendapatkan pengetahuan mengenai sebuah objek. Dari rasa ingin tahu maka selanjutnya manusia mengembangkan metode-metode dan proses tertentu untuk mengetahui kebenaran dan bagaimana “sesuatu yang ingin kita ketahui” tersebut dapat terjadi. Untuk memperoleh ilmu pengetahuan dikenal suatu metode yang disebut dengan metode keilmuan.

  • Aksiologi, yakni teori tentang nilai. Membahas tentang nilai kegunaan dari pengetahuan bagi kita. Nilai kegunaan dari pengetahuan tersebut tergantung dari cara pandang kita terhadap pengetahuan tersebut. Misalnya pengetahuan dan ilmu tentang nuklir, di satu sisi ilmu tersebut dapat kita gunakan untuk sesuatu yang berguna bagi kemaslahatan umat manusia yaitu untuk pembangkitan energy sedangkan disisi lain ilmu tersebut dapat digunakan untuk membuat bom atom yang mampu memusnahkan umat manusia.

Bagaimana Kamera Digital Bekerja?


Prinsip kerja kamera digital hampir sama dengan kamera analog yaitu memfokuskan cahaya dengan menggunakan lensa, hanya saja, pada kamera digital cahaya difokuskan tidak pada film fotografi tetapi pada divais semikonduktor yang dapat merekam cahaya secara elektronik. Kemudian computer akan mengkodekan informasi elektronik ini ke dalam bentuk data digital. Semikonduktor yang biasa digunakan untuk mengubah cahaya menjadi arus adalah CCD (Charge Coupled Device) dan CMOS (Complementary Metal Oxide Semiconductor). Perbedaan antara keduanya terlatak kebutuhan akan ADC (Analog to Digital Converter), CCD membutuhkan ADC untuk merubah nilai arus tiap photosite ke dalam bentuk biner. CMOS menggunakan sejumlah transistor untuk tiap pixelnya untuk memperkuat dan memindahkan muatan melalui kabel tradisional. Karena sinyal CMOS sudah dalam bentuk digital maka tidak dibutuhkan ADC.


Gambar 1. CCD sensor


Gambar 2. CMOS sensor

Kedua sensor tidak dapat membedakan warna, keduanya hanya menagkap intensitas total dari cahaya, karena itu digunakan filter untuk melihat cahaya dalam tiga warna utamanya merah, hijau dan biru. Ada beberapa cara untuk menagkap ketiga cahaya, yang pertama adalah menggunakan tiga buah sensor untuk tiap filter yang berbeda, sebuah beam splitter digunakan untuk mengarahkan cahaya ke tiap sensor yang berbeda. Yang kedua adalah dengan menggunakan filter yang berotasi di depan sebuah sensor, untuk sistem ini baik kamera maupun objek harus dalam keadaan diam karena ketiga gambar tidak ditangkap oleh sensor pada momen yang sama. Cara yang ketiga adalah dengan menggunakan susunan (array) filter warna untuk tiap photosite yang berbeda – mirip papan catur namun tiap kotak memiliki warna yang berbeda, dimana tiap warna memiliki jumlah yang sama – sehingga akan didapatkan infornasi yang akurat tentang warna sebenarnya. Dengan cara ini hanya dibutuhkan sebuah sensor dan informasi warna direkam pada momen yang sama. Ketiga warna kemudian dikombinasikan untuk menghasilkan warna sebenarnya. Sebuah prosesor akan mnginterpolasi data dari pixel-pixel yang berbeda untuk membentuk warna natural. Dalam sebuah kamera digunakan aperture untuk mengendalikan jumlah paparan cahaya dan shutter untuk mengendalikan waktu paparan cahaya.